Search Anything...

Jumat, 11 September 2020

Hari-Hari Menjadi Kamen Rider Hibiki

14 tahun lalu, saya pernah menulis cerita lengkap tentang Hibiki di Majalah Henshin #2. Kalian bisa melihatnya di sini https://bit.ly/henshin2

Tapi tulisan itu memang lebih fokus ke isi dari serial dan filmnya, bukan detail tentang kelahiran Hibiki. Karena sudah jadi rahasia umum kalau Hibiki itu seharunya tidak jadi Kamen Rider. Kenapa bisa begitu?

Kamen Rider Hibiki tayang sebanyak 48 episode di TV Asahi, mulai 30 Januari 2005 s/d 22 Januari 2006. 

Flashback dikit ke Heisei Kamen Rider…

Awalnya itu TV Asahi & Toei hanya mempersiapkan 2 serial Kamen Rider saja, yakni Kuuga & Agito. Kuuga dipimpin Produser Takatera Shigenori, sedangkan Agito oleh Produser Shinichiro Shirakura. Ternyata, Kuuga dan Agito itu sukses banget, rating terus naik, bahkan sampai sekarang masih tetap yang tertinggi di era Heisei, jualan mainan juga masih lumayan. Lucunya, tidak ada yang menduga kalau akan sesukses itu, sampai mereka akhirnya bingung mau bikin Kamen Rider apa lagi di tahun berikutnya.

Kesebelasan Oni dari Kanto, dari Kiri ke Kanan: Gouki, Shouki, Eiki, Zanki, Todoroki, Hibiki, Ibuki, Sabaki, Danki, Touki, dan Banki.

Tragedi 9-11 di tahun 2001 membuat image Super Hero itu jadi semacam bualan belaka. Kamen Rider pun harus dibuat serealistis mungkin. Ide-ide gila dari Shinichiro Shirakura kemudian disetujui Petinggi TV Asahi - Toei - Bandai untuk Kamen Rider Ryuki (2002) dan Faiz (2003). Setelah itu, posisi Produser diserahkan pada Jun Hikasa, yang sebelumnya menangani Sentai Gogo-V (1999) s/d Abaranger (2003).

Jun yang sekarang menjabat sebagai Presiden Toei, saat itu menggabungkan semua rumus sukses Shirakura dari Agito-Ryuki-Faiz, yang sayangnya tidak berhasil. Rating dan penjualan mainan jadi yang terendah sejak era Heisei.

Mantan Produser Kuuga, Takatera pun sesumbar kalau era Kamen Rider sudah selesai. Dia ngga suka Kamen Rider yang saling bertarung dan pemerannya kurang macho. Ia pun berdiskusi dengan Jun Hikasa kalau Kamen Rider sudah jenuh. Katanya “Kita, harus bikin jagoan baru!”

Joe Odagiri, pemeran Kuuga & Produser Kuuga Takatera Shigenori.

Februari 2004 (11 bulan sebelum tayang):
Takatera Shigenori ditunjuk sebagai Produser.

Maret 2004: (10 bulan sebelum tayang):
Takatera mengusulkan remake dari karakter Ishimori yang lain: Henshin Ninja Arashi, dengan kostum modern ala-ala Gatchaman versi SMAP yang populer di tahun 2000.

Ide shooting bersama di New Zealand juga sudah direncanakan. Tapi akhirnya hanya Magiranger (Sentai yang timeline produksinya bersama dengan Hibiki) yang kebagian shooting bersama Power Rangers di New Zealand.

Ide ninja ini langsung gugur setelah tahu kalau serial Tokusatsu bikinan Toho, lanjutan dari Gransazer (2014) akan bertemakan Ninja. Karena tidak mau cari ribut, trio Toei-Asahi-Bandai sepakat mencari tema lain.

Justirisers, Seishin Series Kedua yang bertemakan Ninja.

April 2004 (9 bulan sebelum tayang):
Tema pemburu hantu dengan kekuatan suara terpilih.
Tsuyoshi Nonaka dari Bandai menyarankan tetap pakai Kamen Rider. Tapi Takatera tetep kekeuh, dan tgl 15 semua setuju bikin non-Kamen Rider. Konsep jagoan yang berlatih bersama anak didiknya pun mulai dikembangkan.

Mei 2004 (8 bulan sebelum tayang):
Bandai mengajukan konsep Disc Animal untuk mewakili kekuatan suara. Tapi minta revisi tema jadi kekuatan alat musik, agar lebih mudah dikembangkan dalam bentuk mainan.

Juni 2004 (7 bulan sebelum tayang):
Bandai mempresentasikan bahayanya kalau brand Kamen Rider dihentikan. Mengingat Konami masih jalan dengan Seishin Series, dan “bocorannya” Takara juga akan mulai bikin Tokusatsu dengan Ryukendo.

Bandai tidak mau lapak mainannya digusur Takara dengan Ryukendo.

Sempat ada kompromi kalau nama Rider-nya saja yang akan digunakan, jadi Ongeki Rider (ilustrasinya sempat bocor). Tapi Shinichiro Shirakura yang sudah diplot untuk bikin Hibiki Movie bilang, "Sekali keluar dari Kamen Rider, tidak akan bisa balik jadi Kamen Rider lagi."

Pertengahan Juni, Takatera request ke Bandai kalau aksi jagoannya itu mukul "bedug." Karena dia terpukau dengan pertunjukan grup penabuh taiko Kodo. Desain awal Hibiki dengan tangan berotot pun jadi.

Ongeki Rider Hibiki

Saat itu semua sadar kalau konsep setan, Disc Animal, dan alat musik itu sesuatu yang ngga nyambung. Dan berpikir keras untuk menggabungkannya.

Juli 2004 (6 bulan sebelum tayang):
Resiko membawa nama Kamen Rider adalah mengikuti pakem musuh dan rider harus berasal dari kelompok atau memiliki sumber kekuatan yang sama. Tapi Produser Takatera menolak ide itu.

Hibiki ini harus benar-benar dipisahkan dari musuhnya. Jadi musuh ya musuh, tidak akan ada hubungannya dengan asal terciptanya Rider.

Selain itu, Takatera juga masih menolak penggunaan motor karena buat dia, akan aneh kalau jagoan yang melawan musuh dengan kekuatan suara, justru naik motor yang berisik. "Jadi ngga sakral kekuatannya," katanya.

Sengaja dibuat buta, tanpa mata, karena mengandalkan kekuatan suara dan pendengaran.

Menunggang disc animal yang berubah jadi motor juga sempat dipertimbangkan, tapi malah jadi semakin sulit, baik itu secara visual, maupun produksi mainan.

Idealisme Produser terus bersinggungan dengan para petinggi-petinggi lainnya.

Agutus 2004 (5 bulan sebelum tayang):
Seluruh konsep mainan sudah fixed!

Hasilnya mainan gitar lebih laris daripada bedug dan terompet.


September 2004 (4 bulan sebelum tayang):

Konsep Henshin Ninja Arashi masih terus digunakan walaupun tipis-tipis. Dipakai sebagai konsep musuh & Rider yang berasal dari seluruh dunia. Tapi terus diperkecil jadi wilayah Jepang saja. Nuansa Jepang dalam konsep visual pun jadi semakin kental.

"Oni no Yoroi" armor curian yang digunakan Kamen Rider Shuki, tribute untuk Henshin Ninja Arashi.

Oktober (3 bulan sebelum tayang):
Casting selesai. Setelah 3 kali menolak, Shigeki Hoshokawa akhirnya menerima peran sebagai Hitoshi Hidaka (Hibiki). Shigeki yang saat itu berusia 33 tahun adalah pemeran Kamen Rider tertua dalam sejarah. Kamen Rider yang dewasa dan anti-cemen ini sesuai selera Produser Takatera.

November (2 bulan sebelum tayang):
Shooting dimulai. Takatera benar-benar menerapkan konsep semua Rider itu satu, tidak ada perselisihan, tanpa konflik. Beda dengan Rider versi produser-produser sebelumnya.

17 Desember 2004 (1 bulan sebelum tayang):
Resmi diumumkan. Dalam konferensi pers-nya, Takatera mengatakan Hibiki adalah versi Heisei dari Kamen Rider Amazon.

Tapi kangen juga ya lihat keluarga besar Kamen Rider yang akur tanpa konflik.

Januari 2005 (tayang):
Hubungan guru dan murid yang dihadirkan sukses menarik penonton 30-50 tahun, tapi TIDAK untuk anak-anak balita sampai 12 tahun yang jadi target utamanya. Mereka tidak paham filosofi yang dihadirkan, konflik batin guru dan murid yang ingin mewujudkan mimpi itu tidak sampai ke anak-anak. Penjualan mainan juga tidak bagus.

Februari 2005 (1 bulan setelah tayang):
Tim CG yang bikin monster mulai mengeluh karena mereka sudah harus kerja sebelum script-nya selesai. Alias ngawang-ngawang gitu briefnya...

Maret 2005 (2 bulan setelah tayang):
Takatera ribut dengan para petinggi Asahi & Toei karena masalah budget produksi yang terus bengkak, gara-gara jadwal shooting yang molor (namanya juga shooting di alam ya kan), juga rating & sales yang anjlok.

Penulis Shinji Oishi mengusulkan form baru yang tidak direncanakan sebelumnya, untuk lebih menarik penonton anak-anak. Lahirlah Hibiki Kurenai yang berwarna Merah dan punya visor di mata.

Hibiki akhirnya naik motor dan punya mata.

April 2005 (3 bulan setelah tayang):
Produser Takatera mundur setelah menyelesaikan episode 29, dengan alasan tidak bisa lagi melanjutkan visinya di Hibiki. Ia juga "resign" dari Toei kurang dari setahun kemudian. Produser Shinichiro Shirakura yang sudah diplot untuk memproduksi Hibiki The Movie, ditarik untuk memimpin produksi serialnya juga.

Shirakura yang diberikan misi untuk menyelamatkan Hibiki, berusaha sebaik mungkin untuk tidak mematikan karakter yang sudah ada. Karena masing-masing karakter ternyata sudah ada fan base-nya.

Maka dari itu, perubahan besar yang dilakukan Shirakura adalah:

  • Ganti penulis, diserahkan pada Toshiki Inoue (Jetman, Changerion, Agito, Faiz).
    Toshiki tidak suka konsep menggurui dari Hibiki. Juga Asumu yang terlalu nurut. Makanya karakter Kyosuke Kiriya dipertahankan sebagai anak rebel yang mewakili realita remaja saat itu.
  • Narasi awal episode dihilangkan.
  • Mengubah lagu OP & ED tanpa mengurasi durasi episode.
  • Mengubah gaya penulisan titling dari atas ke bawah, jadi horizontal seperti biasa.
  • Upgrade pasangan Youkan Otoko & Onna ke Douji & Hime.
  • Menghapus jurus-jurus & adegan brutal.
  • Mengurangi CG dan pengambilan gambar di gunung.
  • Mengurangi adegan latihan dan porsi keluarga Asumu.
  • Fokus menambah porsi aksi dan strategi melawan musuh daripada cerita tentang impiannya Asumu.

Strategi memindahkan pertarungan ke kota dan menambah banyak emosi/ konflik antar karakter terbukti berhasil meningkatkan rating.

Rating penonton Kamen Rider Hibiki

Karena kekompakan, kebersamaan kru, dan pemeran sangat penting untuk menjaga kelangsungan produksi, Shinichiro Shirakura mengakomodir semua masukan mereka, dan hasilnya adalah ending Hibiki seperti yang kita lihat.

Sementara fans dewasa terus saja berisik menyalahkan pergantian tim itu.

Akhirnya Hibiki “mendarat” di posisi kelima rating tertinggi dalam sejarah Heisei, lebih tinggi dari Kamen Rider Blade, tapi terburuk di sisi penjualan mainan.

Okay Fans, jadi apa yang kita pelajari dari sini?
1. Proses planning produksi untuk sebuah serial itu sudah ada sejak 1 tahun sebelumnya. Tapi proses shooting baru 2-3 bulan sebelum tayang. Jadi sangat wajar kalau kita sudah dapat bocoran 3-6 bulan sebelum tayang.

2. Bandai punya peran besar dalam menentukan cerita. Mainan yang ngga nyambung pun bisa dibikin nyambung kalau itu maunya Bandai.

3. Penulis bukan dewa, di atas dia masih ada Produser sang penanggung jawab program. Semua keputusan ada di dia. Ada yang ngga selera? Salahin produsernya!

4. Tidak semua kemauan fans itu sebanding dengan kemauan yang punya acara. Ada rating & sales yang harus dijaga. 

Sebetulnya, masih ada banyak cerita dibalik layar Hibiki yang menarik untuk disimak. Terutama tentang kostum & suit actor-nya. Kita lanjut di materi selanjutnya ya!

Aktor Kamen Rider tertua dengan kostum termahal.

BTW, tulisan ini dibuat berdasarkan buku "Kamen Rider Hibiki no jijo document - Hero wa do settei sa reta no ka" yang ditulis oleh Kataoka Chikara, seorang pengacara yang saat itu dekat dengan Produser Takatera Shigenori.

Senin, 07 September 2020

Menghitung Tahun-Tahun Terakhir Super Sentai

Kamen Rider kok Ngikutin Sentai? Memangnya Sentai Sehebat itu???

Ya, serial Sentai TIDAK PERNAH BERHENTI tayang sejak 3 Februari 1979 SAMPAI SEKARANG.


Tapi seandainya benar Hasbro tidak lagi membeli lisensi serial Sentai setelah Ryusoulger, dan Bandai tidak bisa bikin inovasi yang bisa meningkatkan penjualanan mainan Sentai, bisa jadi dalam beberapa tahun ke depan, Super Sentai akan berhenti tayang.

“10 Milyar Yen setahun pemasukan Bandai dari jualan mainan Sentai.”

SURVEI (di Jepang) MEMBUKTIKAN
Apa yang terlintas di pikiran Anda tentang Super Sentai?

  1. Acara Anak-Anak
  2. Jagoannya Ganti Tiap Tahun

Karena ini acara anak-anak, kedekatan Sentai dengan fans itu hanya sebatas serial yang mereka tonton saat anak-anak. Selebihnya, mereka cenderung tidak tahu lagi judul-judul setelahnya.

Misal saya TK di tahun 2001-2002. Maka Sentai yang saya tahu ya Gaoranger & Hurricanger saja, selebihnya saya ngga tau.

TAPI…


Ingatan masa kecil ini tentunya beda dengan pemahaman saat kita dewasa. Saat kita kecil, yang kita lihat hanya jagoan warna-warni, aksi dan robot besarnya.

Sedangkan saat kita sudah dewasa, kita melihat lagi serial yang sama dalam perspektif yang berbeda. "Kostumnya ternyata lucu ya," "Roknya pendek banget," "Propnya bagus juga," "Bkin gedungnya susah tuh," "Wih ledakannya asli," dst-dst.

Atau lebih dalam lagi, bagaimana strategi bisnisnya sampai bisa bertahan terus sampai sekarang tanpa jeda?

Okay kita mulai bedah serial ini dari segi bisnis ya. Apa sih sumber pemasukan utama dari Sentai?

  1. Pemasukan Iklan di TV
  2. Penjualan Video & Tiket Bioskop
  3. Pemasukan dari IP (toys, merchandise, dll.)

Untuk mengetahui kekuatan iklan Sentai di TV, kita bisa ikuti dari perkembangan ratingnya dari tahun ke tahun.


2001 bisa dibilang tahun kejayaan Sentai (dan Kamen Rider) di TV. Jumlah penonton Hyakuju Sentai Gaoranger (8,8%) dan Kamen Rider Agito (11,7%) mencapai punyaknya di era TV Digital. Tapi sayang, teknologi yang terus berkembang juga membuka diversifikasi pilihan tayang ke banyak media lain. Akibatnya, kedua seri ini mengalami penunurunan, sampai ke 2,6% dan 3% saja. Sungguh penurunan yang amat drastis dalam 20 tahun terakhir.

Bagaimana dengan tingkat penjualan mainannya?


Secara umum kita bisa lihat penjualan mainan Sentai per tahun ada di kisaran 10 Miliar Yen atau sekitar 1,5 Triliun Rupiah. Cukup besar, tapi trend-nya juga mengalami penurunan. Sejak Shuriken Sentai Ninninjer (2015), penjualan mainan Sentai seperti sudah tidak tertolong.

Shuriken Sentai Ninnninger menggabungkan tema Ninja dan UFO.

Bayangkan kamu Project Manager mainan Sentai di Bandai, performamu tiap tahun tidak mencapai target, sudah pasti kena cut!

Sejak Lupin VS Patranger dan Ryusoulger, penjualan mainan sentai sudah stagnan di 0,83 Triliun Rupiah per tahun. Bandai sendiri juga sudah mengumumkan dalam laporan keuangannya, kalau 2020 akan jadi tahun yang berat. Akibat pandemi, penjualan mainan tahun ini hanya akan menyentuh 0,76 Triliun.

Bagaimana dengan pemasukan dari IP lainnya?
Bukankan Sentai dibeli lisensinya dan diadaptasi jadi Power Rangers?

Yes, mari kira cek grafiknya…

MERAH: Pendapatan Bandai dari IP Total - BIRU: Pendapatan Bandai dari Toys saja.

Pendapatan IP Sentai dari Power Rangers itu lumayan bantu banget. Bisa bikin Bandai untung sampai 2 kali lipat.

Bandingkan saat di tahun 2010 tidak ada serial Power Rangers baru. Atau di 2018 dst. saat Hasbro sudah mengambil alih kepemilikan Power Rangers. 

Dari rata-rata 3 Triliun setahun, mendadak turun kurang dari 1 Triliun, bahkan hanya beda tipis dari Toys only itu SURAM GAESSS!!!

Baca juga: Sejarah Lahirnya Power Rangers

Kalau Bandai tidak punya pemasukan lagi dari Power Rangers dan tidak punya amunisi lagi untuk menghidupi Sentai, dalam hitungan tahun...

SENTAI AKAN TAMAT!

Rating jelek, JAKQ hanya bertahan 35 episode di tahun 1977.
Selanjutnya Toei mengerjakan Spider-Man, sebelum akhirnya kembali ke Sentai di 1979.

NGGA PERCAYA?

Apalagi kalau rumor yang mengatakan Ryusoulger adalah Sentai terakhir yang akan diadaptasi menjadi Power Rangers. Konsep Sentai akan berubah drastis, di downgrade, atau akan stop dulu. Kalau itu benar terjadi dan Bandai tidak bisa membuat inovasi yang lebih baik untuk Sentai Robo, maka semua akan berakhir. 

Sudah nonton Kamen Rider Saber? Banyak yang bilang ini serial sudah mulai kayak Sentai. Ada joged-joged, jagoan warna-warni yang semakin banyak, dan fokus ceritanya ke anak-anak.

Kamen Rider Saber, tayang mulai 6 September 2020.


Bukan tidak mungkin ini upaya merger pelan-pelan Sentai ke Kamen Rider.

Karena Bandai pasti sudah mengantisipasi penurunan ini sejak lama. Apakah akhirnya Sentai benar akan dimerger ke Kamen Rider?

Jangan lupa, Toei juga sudah menghadirkan Tokusatsu anak lainnya: Robocon versi baru dalam bentuk Movie dan tayang bulan Agustus kemarin. Bisa jadi ini merupakan test case, kalau sukses akan lanjut dalam bentuk serial TV.

OK, jadi gimana menurutmu? Apakah Sentai masih bisa panjang umur?

Jumat, 28 Agustus 2020

Selamat Ulang Tahun Power Rangers!

28 Agustus selalu jadi tanggal bersejarah bagi Power Rangers, karena di tanggal ini, 27 tahun lalu seri Power Rangers yang pertama, “Mighty Morphin Power Rangers” pertama kali tayang di Amerika.

Tidak bisa dipungkiri, sebagiani besar fans Tokusatsu pastinya berterima kasih pada Power Rangers, karena reach global mereka berhasil menarik minat mereka kembali pada Super Sentai di era internet. Siapa yang tahu kalau serial Sentai masih lanjut terus tiap tahunnya kalau tidak dari Power Rangers?

"Saatnya berubah!" Kiri ke Kanan: Zach, Trini, Jason, Kimberly, Billy.

Walaupun secara resmi tayang di tahun 1993, proses menghadirkan serial adaptasi dari Jepang ke Amerika itu umurnya sudah selama serial Super Sentai itu sendiri…

Kembali ke tahun 1971 saat “Henshin Heroes” pertama kali populer berkat Kamen Rider, beberapa stasiun TV ikut berlomba untuk menghadirkan karakter sejenis. Produser Toei saat itu, Susumu Yoshikawa punya ide henshin heroes, tapi para jagoannya bisa mengatakan, “Kita berhasil karena kita melakukannya bersama-sama.”

Setelah diskusi panjang dengan pencipta Kamen Rider, Shotaro Ishinomori, maka di 1975 lahirlah “Himitsu Sentai Goranger,” pasukan warna-warni pertama di dunia, yang tayang di TV NET, (bukan NET.TV) yang sekarang dikenal sebagai TV Asahi.

Tapi seperti yang kalian tahu, tidak ada robot raksasa di serial itu. Goranger hanyalah pasukan warna-warni yang berubah untuk melawan monster seukuran manusia, sampai akhirnya Marvel datang di tahun 1977.

Spider-Man Toei & Stan Lee

Toei dan Marvel merencanakan kerjasama bisnis untuk memperluas pasar masing-masing. Marvel punya banyak karakter yang bisa dipasarkan di Jepang, begitu juga sebaliknya. Akhirnya Spider-Man, karakter Marvel yang paling populer saat itu yang jadi pilihan untuk dibuat versi Jepangnya.

Tapi selera anak-anak Jepang sudah lebih “advance” daripada anak-anak Amerika. “Kalau cuma jagoan berubah pakai kostum laba-laba aja udah ngga ada kerennya,” kata Bandai saat itu. Ya benar juga, apa yang bisa dijual dari Spider-Man selain action figure dan tembakan jaring?

Kenapa Bandai ikut-ikutan? Ya karena sumber pemasukan utama dari semua serial jagoan itu adalah penjualan mainan. Kalau tidak ada mainan yang bisa dijual, buat apa dibuat? Dan Bandai sebagai produsen mainan yang sudah lama lengket dengan Toei, selalu siap mendukung.

Soul of Chogokin GX-33R Leopardon & Marveller Set, 22.000 Yen, rilis September 2020.

Bandai dan Toei pun putar otak sampai akhirnya disepakati kalau Spider-Man versi Jepang ini punya mobil super dan robot raksasa. Apakah Marvel setuju? Tentu saja. Karena yang menyetujui kerjasama itu adalah Stan Lee sendiri, sang kreator Spider-Man, dan Presiden Marvel saat itu, Margaret Loesch.

Spider-Man dan (mainan) robot besarnya pun laris manis di Jepang. Konsep robot besar ini kemudian diadopsi ke pasukan jagoan warna-warni selanjutnya di tahun 1979: Battle Fever J.

Secara lisensi, Battle Fever J (1979), Denziman (1980), dan Sun Vulcan (1981) masih ada campur tangan Marvel. Makanya Denziman dan Sun Vulcan masih jadi satu-satunya antar serial dengan kontinuitas langsung. Dan Presiden Marvel, Margaret Loesch membawa serial ini ke Amerika untuk ditawarkan ke TV-TV.

Seandainya Marvel berhasil menjadikan Sun Vulcan sebagai Power Rangers pertama...

Margaret tentu saja suka dengan Super Sentai dan menganggapnya serial yang punya potensi dan menyenangkan untuk anak-anak. Tapi ia juga memahami ada gap budaya, makanya dengan budget 25ribu USD, ia buat versi dubbingnya, dan hasilnya ia dihina: “Apaan tuh, jelek, murahan, penuh kekerasan!”

Maka gagallah proyek Toei-Marvel di pasar Amerika…

Lompat ke tahun 1984, Haim (baca: Kheim) Saban, seorang Yahudi (Jew) yang sudah terkenal sebagai musik komposer dari banyak serial animasi populer (Inspector Gadget, M.A.S.K., He-Man, Dinosaucers, dll.), sedang berada di Tokyo, dan menyaksikan "Chodenshi Bioman" dari kamar hotelnya.

“Apaan nih, kok seru?” Naluri bisnis Saban yang tajam langsung melihat potensi besar di sana. “Saat mereka berubah, mukanya tidak keliatan. Bagaimana kalau adegan itu di-dubbing, trus adegan yang ada manusianya, diganti saja dengan orang Amerika. Toh biaya termahal itu kan ada di adegan aksi dan robotnya. Jadi kita bisa hemat banyak,” begitu pikirnya.

Mark Dacascos sebagai Ranger Merah Pertama.

Dengan obsesi itu, Saban langsung gerilya ke Toei, sukses meyakinkan mereka, dan mendapat izin untuk membuat Bioman versi Amrik yang diperankan oleh aktor laga Mark Dacascos. Tapi sama seperti Margaret, ide membawa serial Jepang ke Amerika ini juga ditolak mentah-mentah oleh stasiun TV.

Sampai akhirnya Haim dan Margaret bertemu di 1992. Margaret yang saat itu jadi bos di kanal Fox Children langsung klop dengan ide Saban. Ia pun langsung menyanggupi serial adaptasi tersebut untuk diproduksi selama setahun.

Setelah konsultasi kembali dengan Toei, atas pertimbangan kekinian, kemudahan produksi dan distribusi mainan, maka yang diadaptasi adalah Zyuranger, serial yang saat itu sedang tayang. Karena tidak mungkin mengambil nama yang sama, yang akan diplesetkan jadi Jew-ranger, maka diputuskan seluruh nama harus diubah, disesuikan dengan pasar Amerika.

Ibu, Kakak, & Bapak Tiri Power Rangers.

Dan episode pilot pun dibuat. Dimana para aktor yang memerankan para Ranger: Jason, Zach, Billy, Trini, dan Kimberly sama sekali tidak tahu apa yang sedang mereka lawan. Sama seperti para petinggi Fox yang tidak tahu apakah acara ini akan sukses atau tidak. Tapi saat pilot episodenya jadi dan dilakukan test screening ke anak-anak, mereka suka.

BTW nama Power Rangers adalah ide dari Peter Dang, saat itu VP Marketing Bandai Amerika. Sedangkan Bandai Amerika saat itu karyawannya hanya 30 orang dan mainan yang sebelumnya mereka produksi adalah krayon warna-warni. Ya dulu mereka memang pernah merilis lini Godaikin, tapi itu sifatnya hanya repackage dari Jepang. Sama seperti yang akan mereka lakukan untuk Power Rangers.

Jualan mainan adalah inti utama dari bisnis ini. Karena kalau mainannya sukses, Fox bisa punya bargaining power untuk menayangkan Power Rangers di (lebih banyak lagi) TV-TV lokal.

Kemudian juga muncul istilah Zord untuk robot raksasa dari para Ranger. Nama ini terinspirasi dari kata “sword” (pedang) saat Bandai Amerika sedang memeriksa satu persatu printilan robot Zyuranger, dan terdengar cocok saat digabungkan dengan istilah-istilah lainnya: Mega-Zord, Power-Zord, Zord ini, Zord itu, dan Zord-Zord lainnya.

Semua ini intinya jualan mainan.

Walaupun sudah sukses di screening test, tapi pertaruhan sebenarnya baru dimulai pada 28 Agustus 1993, hari Sabtu jam 7.30 pagi waktu setempat, saat Mighty Morphin Power Rangers pertama kali tayang di TV Amerika.

Daaan, selanjutnya sudah tercatat dalam sejarah. Power Rangers jadi acara anak nomor 1 di Amerika. Rating-nya mendominasi penonton usia 2-17 tahun. Mainannya laris manis, bahkan jadi rebutan orang tua yang anak-anaknya minta dibelikan action figure dan robot-robot Megazord.

Power Rangers akhirnya bisa membuktikan pada dunia kalau aksi warna-warni keberagaman itu keren, robot raksasa bertarung di tengah kota juga keren. Selera anak-anak sukses mematahkan pemikiran old school orang-orang tua.

KEMUDIAN…

Sukses Power Rangers ini bukan tanpa kendala. Karena 1 musim tayang di Jepang beda dengan 1 musim tayang di Amerika. Di Jepang, sama seperti di Indonesia, tiap serial itu tayang 1 kali seminggu. Sedangkan di Amerika, bisa stripping seminggu 4-5 kali, atau tayang seminggu sekali, tapi hanya selama 6 bulan, kemudian libur 6 bulan.

Karena tayang stripping di awal ini, Mighty Morphin Power Rangers yang mengadaptasi Zyuranger mulai kekurangan stok adegan pertarungan (dan robot) yang bisa diambil dari Super Sentai. Karena tidak semua episode cocok dan bisa diadaptasi, dan secara brand, MMPR harus dipertahankan. Hasilnya, kostum Zyuranger dicampur aduk dengan kostum Kiba Ranger dari Dairanger, juga kemunculan ninja-ninja dan robot dari Kakuranger.

Saat Power Rangers berubah jadi anak kecil, bantuan datang dari Alien Rangers.

Maka dari itu, biar tidak pecah kepala, mulai dari Power Rangers Zeo (1996), Haim mengadaptasi penuh serial Choriki Sentai OH-Ranger (1995). Dan pola itu yang terus berulang: Serial baru, karakter baru, kostum baru, senjata baru, dan robot baru yang bisa dijual. Di sisi lain, budget untuk membayar para pemeran bisa jadi lebih hemat, karena yang ditampilkan selalu aktor-aktris baru.

Keuntungan Fox & Saban dalam menggarap Power Rangers saat itu hanya kalah dari IP milik Disney. Tapi uniknya Disney, kalau mereka mau, bukan cuma karakternya, perusahaannya juga dibeli!

Saat Fox dibeli Disney di tahun 2001, otomatis seri Power Rangers setelahnya juga jadi milik Disney. Mulai dari Power Rangers Wild Force (2002), Ninja Storm (2003), Dino Thunder (2004), SPD (2005), Mystic Force (2006), Operation Overdrive (2007), Jungle Fury (2008), RPM (2009). Haim Saban pun kehilangan kendali atas Power Rangers.

Sejak dibeli Disney, produksi Power Rangers pindah ke New Zealand.
Sentai pun sempat shooting di sana juga.

Tapi rupanya, Disney sendiri tidak sreg dengan produk Power Rangers karena terlalu keras untuk standar mereka. Sejak 2008, Disney sudah melakukan penawaran untuk menjual Power Rangers tapi tidak ada yang mau beli. Kalau tidak karena paksaan Bandai dan permintaan TV Eropa, Power Rangers sudah akan akan berhenti di Jungle Fury.

Haim Saban yang selalu mengawasi anaknya yang ditelantarkan oleh Disney, akhirnya membeli kembali Power Rangers di 2010, dan melanjutkan tradisi adaptasi dari Sentai Shinkenger ke Power Rangers Samurai (2011).

Saban kali ini memecah satu serial Sentai jadi dua musim tayang di Amerika. Namanya pun ditambahkan Super untuk musim keduanya. Kecuali untuk Power Rangers Megaforce (2013) dan Super Megaforce (2014) yang merupakan adaptasi dari serial Sentai yang berbeda: Goseiger (2010) & Gokaiger (2011).

Power Rangers Super Megaforce Legendary Battle

Tapi dengan skema “Super” ini, jarak antara adaptasi Sentai ke Power Rangers jadi semakin jauh. Bagaimana dengan mainannya? Sejak era Disney, Bandai sebetulnya sudah membuat sendiri Zord-Zord dengan mold yang berbeda, yang lebih murah agar bisa menekan biaya, sesuai permintaan Disney. Tapi sejak kembali ke Saban, Bandai memperkenalkan Zord Builder, dimana semua Zord punya joint/ konektor yang sama, jadi Zord dari serial yang berbeda, bisa digabung. Ini nilai positif yang tidak dimiliki oleh mainan robot Sentai.

Dengan demikian, diharapkan anak-anak di luar Jepang bisa tetap enjoy dan membelinya, tanpa perlu membandingkannya dengan robot-robot Sentai yang sudah tayang dan rilis lebih awal.

Sampai akhirnya Hasbro datang di 2018…

Yup, Hasbro perusahaan mainan besar yang jadi pesaing Bandai itu tiba-tiba muncul dan membeli Power Rangers dari Haim Saban senilai USD 522M. Bandai terkejut? Ya. Tapi Saban mengatakan kontrak dengan Bandai memang sudah berakhir dan dia punya hak untuk melanjutkannya dengan pihak lain. Kali ini rupanya Haim benar-benar ikhlas melepaskan Power Rangers ke Hasbro.

Action Figure Lightning Collection Hasbro lebih murah dan bagus dari SHF Bandai?

Power Rangers Beast Morphers yang tayang di 2019 jadi Power Rangers Hasbro produksi Hasbro yang pertama tayang. Sejauh ini fans menyambut positif Power Rangers Hasbro ini. Baik itu dari segi cerita dan produksi mainannya. Karena Hasbro tidak melupakan original cast Power Rangers dari masa lalu yang kembali dihadirkan di serial, juga mainan versi baru.

Selain itu, Hasbro juga mengejutkan para fans dengan mengumumkan Sentai Ryusoulger (2019) sebagai adaptasi berikutnya dari Power Rangers: Dino Fury yang akan tayang di 2021. Ini berarti Hasbro juga tidak mau ketinggalan dari Sentai yang tayang di Jepang. Tapi apakah satu serial Sentai akan dipecah jadi dua tahun lagi seperti Beast Morphers? Atau akan dipadatkan? Waktu yang akan menjawabnya. Karena Dino Fury sendiri baru dijadwalkan shooting bulan Oktober 2020.

Nah, berkat Hasbro juga, mulai tanggal 28 Agustus 2018 di Amerika diperingati sebagai Hari Power Rangers. Di hari ini semua orang boleh membayangkan dirinya sebagai Power Rangers. Bebas pilih warna dan kekuatan yang mereka suka, dan membagikannya di media sosial dengan tagar #PowerRangersDay

Sampai ketemu di 2021.


Jadi, kalau kamu itu Power Rangers, apa warna dan kekuatanmu?

Selamat Ulang Tahun Power Rangers!
Pahlawan super yang menginspirasi keberagaman dan warna-warni kebersamaan.

NOTE:
Seri Power Rangers terbaru bisa kamu tonton di RTV atau versi aslinya dengan teks Indonesia di #the14thriderfansub

Kalau kalian tertarik menyimak sejarah Power Rangers dan mainannya, bisa saksikan dokumentasinya di NETFLIX: "The Toys That Made Us" season 3 episode 2.

Rabu, 26 Agustus 2020

TRAP: Cewek Jagoan, ternyata Cowok!



Dari beberapa suit actor yang banyak memerankan jagoan cewek, ada satu nama yang WAJIB kamu tahu, yaitu Yuichi Hachisuka (57).

Lahir di Tochigi, 27 Agustus 1962, cowok tulen anggota Japan Action Enterprise (JAE) ini yang awalnya tertarik pengen jadi ninja, malah terjebak dalam peran jagoan cewek, sampai sekarang!

Fokus! Hanya ada SATU cewek di foto ini.

Yuichi bergabung dengan JAE saat masih bernama Japan Action Club di tahun 1982, atau saat usianya masih 20 tahun. Saat itu dia langsung dipercaya beraksi jadi kroco di serial Gavan-Sharivan-Shaider. 

Karirnya meningkat saat ia dipercaya jadi jagoan di pertunjukan panggung Bioman. Tapi bukannya jadi jagoan cowok, dia malah jadi Pink Five yang harusnya cewek. Ternyata alasan kenapa Yuichi yang terpilih, posturnya itu mirip dengan Michihiro Takeda, suit actor asli pemeran Pink Five (juga Goggle Pink), yang merupakan cowok langsing dan yang tidak terlalu tinggi.

NAMANYA AJA CHANGE-MAN, JADI SEMUANYA COWOK!

Sukses beraksi jadi jagoan cewek di panggung, ia ditarik ke serial Dengeki Sentai Changeman (1985) dan sampai 6 tahun kemudian selalu memerankan jagoan cewek, sampai akhirnya dia cedera saat berperan sebagai White Swan di Chojin Sentai Jetman (1991).

Daigoro Tachibana, Onnagata terkenal di Jepang.

Cowok berperan sebagai cewek sebetulnya bukan hal yang asing di Jepang. Karena sejak abad ke-17 sudah ada pertunjukan Kabuki yang semua pemerannya cowok, termasuk untuk karakter cewek. Hal itu dilakukan karena ada aturan untuk melindungi perempuan dari tindak pelecehan. Cowok-cowok yang berperan jadi perempuan di Kabuki ini disebut dengan Onnagata.

Kembali ke Yuichi, saat ia harus berperan jadi perempuan, dia benar-benar mempelajari gesture perempuan dengan baik, yang sialnya terbawa saat ia berperan sebagai jagoan cowok di Gingaman (1998), Gogo-V (1999), dan Timeranger (2000). Di tiga serial itu ia berperan sebagai Ginga Yellow, Go Yellow, dan Time Green.

Kyukyu Sentai Gogo-V (1999): Tetap tidak ada perempuan di sini...

Melihat kecenderungan ini, Sutradara Aksi mengembalikan posisi Yuichi sebagai jagoan cewek, Gao White di Hyakuju Sentai Gaoranger (2001). Padahal Yuichi sudah menambahkan masa otot agar terlihat lebih macho.

Yuichi bersama para suit actor, pemeran, MC dan penyanyi di reuni Gogo-V.

Di tahun 2004, Yuichi mendonasikan 1 ginjalnya ke istrinya, break kurang dari satu tahun, dan kembali lagi jadi Magi Mother di Sentai Magiranger (2005). Hingga sekarang, sudah ada 16 karakter jagoan cewek yang ia perankan, termasuk Kamen Rider Naki di Kamen Rider Zero-One (2020).

Kalau kamu pikir di sini ada perempuannya, kamu SALAH!

Kalau sebagian suit actor senior sudah beralih jadi Action Director, Yuichi masih bertahan sebagai jagoan cewek profesional. Di JAE saat ini ia menjadi guru untuk para stuntman yang ingin menjadi jagoan cewek, karena dari tahun ke tahun, posisi ini selalu terbuka. Apalagi Kamen Rider sudah semakin rutin menghadirkan Kamen Rider cewek.

Nah gimana, kamu para cowok minat jadi jagoan cewek?

The One and Only, Yuichi Hachisuka.

BTW, Yuichi juga banyak mengenakan kostum musuh cewek, ini dia listnya:
1. Mele di Gekiranger (2007)
2. Dayu Usukawa di Shinkenger (2009)
3. Candelilla di Kyoryuger (2013)
4. Madame Noir di ToQger (2014)
5. Kyuemon Izayoi di Ninninger (2015)
6. Noria di Zyuohger (2016)
7. Akyanba di Kyuranger (2017)
8. Gauche Le Mede di Lupin VS Patranger (2018)

Kenapa suit actor sering diberdayakan jadi figuran?
Ya karena mereka yang selalu ada di lokasi shooting.

Dan seperti layaknya suit actor lain, wajah asli dari Yuichi Hachisuka juga bisa kalian lihat saat menjadi figuran di episode-episode berikut ini:
1. Gaoranger (2001) episode terakhir.
2. Kyuranger (2017) - Space 38.
3. Lupin VS Patranger (2018) eps.39.
4. Kiramager (2020) eps.3.

Rabu, 19 Agustus 2020

QnA: Fans Carranger yang jadi Sutradara Cewek Tokusatsu Pertama


Dalam sejarah Super Sentai, dari "Himitsu Sentai Goranger" (1975) sampai sekarang (2020), baru ada satu perempuan yang dipercaya sebagai Sutradara di tokusatsu produksi Toei

Gara-gara aksi "Gekisou Sentai Carranger" di tahun 1996, Fumie Arakawa (41) langsung memetakan karirnya, dan menjadi sutradara perempuan pertama di “ToQger: Yume no Cho Tokkyu No. 7” (2015). Ia juga menyutradarai "Garo: Zero Dragon Blood" (2017) dan Armor Hero, tokusatsu asal China. Setelah jadi Astrada (Asisten Sutradara) di "Tokusatsu GaGaGa" (2019), Fumie balik mempimpin lagi di serial tokusatsu underdog, tapi populer di seluruh dunia: "Dogengers."

Bagaimana jenjang karinya dari fans biasa sampai jadi Sutradara? Berikut ini wawancaranya.

Gimana awal mulanya seorang Fumie Arakawa bisa punya karir sebagai Sutradara Tokusatsu?

Waktu kelas 2 SMA saya ngga sengaja nonton lagu endingnya Carranger yang judulnya “Tengoku Samba.” Lagunya unik karena liriknya diambil dari sudut pandang pasukan kroco yang selalu kalah, dimarahin bos, dan berharap tidak terlahir sebagai penjahat.

Karena lucu, saya akhirnya saya nonton minggu depannya, minggu depannya lagi, dan ketagihan.

Carranger diadaptasi Power Rangers menjadi Power Rangers: Turbo.

Buat kalian yang belum tau, Carranger itu ceritanya tentang 5 pemuda-pemudi yang kerja di sebuah bengkel. Awalnya mereka ngga mau jadi pahlawan pembela kebenaran, tapi setelah diiming-imingi gaji tinggi, mereka mau berubah, dengan bantuan kekuatan “sihir mobil.”

Kalau mau lebih dibahas detailnya, saya suka Carranger itu karena masih ada jalinan cerita yang kuat sebelum dan setelah mereka berubah. Karena biasanya Sentai itu berubah cuma untuk berantem, bagian dramanya cuma muncul saat karakternya belum berubah.

Nah, di Carranger itu walaupun sudah berubah, mereka masih banyak memainkan drama, bahkan melakukan kegiatan sehari-hari. Saya suka yang ajaib-ajaib kayak gitu.

Unsur komedinya juga menyentuh, tanpa melupakan aksinya yang ada sekitar 20% dari tiap episodenya. Tentu saja tiap orang punya selera yang beda-beda, tapi ini komposisi yang saya suka.

Red Racer & Zonette, ending Carranger memang beda.

Ada adegan favorit di Carranger?

Adegan yang saya suka itu pas Ranger Merah justru galau saat dia mulai sadar kalau dia punya jiwa pemimpin. Tapi di lain sisi dia malah jatuh cinta sama penjahat yang perempuan.

OK, jadi semuanya berawal dari Carranger ya?

Ya, sejak saat itu saya punya cita-cita harus terlibat dalam proses produksi serial Sentai.

Kemudian saya langsung memetakan karir saya, kalau saya mau kerja di Toei, bahasa Inggris saya harus bagus, trus saya harus menguasai video, berarti saya harus kuliah di kampus yang punya jurusan sinematografi.

Tapi kan terlibat dalam proses produksi tidak harus jadi sutradara. Bisa jadi penulis cerita, pembuat kostum, atau..?

Sebelum saya memutuskan jadi Sutradara, saya juga menimbang-nimbang semua karir yang ada. Sempat kepikiran jadi penata suara yang memasukkan sound effect dan musik, karena sepertinya menyenangkan, dan Carranger juga jadi contoh yang bagus. Tapi saya nyerah karena di posisi itu harus punya kemampuan matematik yang bagus, untuk ngatur tempo, panjang pendek durasi, timing, semua ada hitung-hitungannya. Karena matematika saya jelek, ya ngga jadi deh.

Kemudian untuk penata kostum dan make-up jelas bukan tipe saya, karena saya ngga punya skill di sana. Saya malah jadi semakin sadar kalau saya ngga punya skill apa-apa. Haha…

Trus akhirnya kepikiran jadi Asisten Sutradara aja, karena ngga harus punya skill khusus, yang penting jadi diri sendiri, yang penting bisa bantuin Sutradara. Tapi tentu saja saya ngga sebodoh itu, saya belajar juga apa aja tugas-tugas dari Sutradara.

Nah, tugas-tugas Asisten Sutradara itu apa?

Jobdesc Astrada itu mungkin ngga selalu sama di tiap perusahaan atau program. Tapi kalau di Toei, saat masih baru, biasanya posisinya kayak PA atau Production Assistant, atau pembatu dari pembantunya Sutradara.

Jadi di sana Astrada itu ada banyak ya?

Biasanya 1 orang Sutradara itu punya 3-4 Astrada dengan tingkatan yang berbeda. Anak baru itu biasanya di level yang paling bawah, tugasnya memastikan semua props sudah tersedia. Props itu maksudnya semua peralatan yang dipakai selama shooting, termasuk backdrop, properti yang digunakan oleh aktor, atau apa pun yang akan muncul dan digunakan saat shooting, entah itu mobil, motor, HP, TV, dll. Koordinasi dengan semua bagian itu jadi tanggung jawabnya Astrada yang paling bawah.

Kemudian di atasnya ada Astrada yang ngurusin kostum, make up, dan para artis. Dia kerjanya ngga boleh jauh-jauh dari lokasi saat shooting dimulai. Trus di atasnya  lagi ada Astrada yang kerjanya ngatur jadwal, koordinasi jadwal shooting ke semua kru.

Saya sendiri mulai dari posisi Astradara yang paling bawah, waktu itu saya masih kuliah semester akhir, belum ngerti apa-apa, beruntung bisa terlibat langsung di “Gaoranger The Movie” (2001).

Gaoranger The Movie: Hi no Yama Hoeru

Senang dong?

Awalnya iya menyenangkan bisa lihat mereka secara langsung, lihat adegan aksinya, proses shootingnya. Tapi kerjaannya sendiri melelahkan, berantakan, rasanya pengen nyerah aja. Seinget saya, sampai 2 tahun jadi Astrada itu ngga ada kenangan indahnya. Haha.

Trus gimana?

Saya ngga nyerah. Saat itu tim produksi cuma satu, tidak seperti sekarang yang bisa bergantian 2-2 episode. Waktu itu benar-benar melelahkan, harus buru-buru shooting biar bisa cukup istirahat sebelum lanjut ke episode selanjutnya.

Dan yang membuat saya bertahan itu, saya merasa dibutuhkan, terutama oleh para aktris perempuan. Saat itu kru perempuan juga belum banyak ya, jadi saya yang paling sering diajak ngobrol sama mereka. Saya jadi tahu kebutuhan mereka dan berusaha melakukan yang terbaik.

Sejak saat itu saya cuma berpikir, kalau saya memang harus menyerah, saya harus meninggalkan nama baik dulu, harus ada prestasi dulu. Salah satunya ya, mau jadi Sutradara Cewek Sentai pertama.

Sutradara perempuan itu memang tidak pernah ada sebelumnya ya?

Di Toei itu ada banyak kru cewek, Astrada cewek pun ada beberapa. Tapi tekanannya sangat berat, seperti melawan tradisi.

V-Cinema ToQger, ada yang sudah nonton?

Trus gimana ceritanya sampai akhirnya bisa jadi sutradara ToQger?

Di tahun 2015 itu saya lagi jadi Astrada Kamen Rider Drive. Trus tiba-tiba dipanggil Produser ToQger dan dikasih tau rencana produksi V-Cinema (direct to video berdurasi 1 jam) ToQger yang latarnya setelah serialnya selesai . Saat itu saya tanya siapa Sutradaranya? Pak Takaaki Utsunomiya (Produser Toei) bilang kalau saya Sutradaranya. Saya kaget, tapi tersanjung, akhirnya diberikan kepercayaan.

Tapi cuma untuk 1 film saja ya? Setelah itu bagaimana?

Saya memang tidak lanjut ke serial selanjutnya. Karena di atas saya masih senior-senior yang lebih hebat. Tapi sebagai Freelance Director, saya bisa mengerjakan lebih banyak judul. Misalnya “Garo: Zero Dragon Blood”, “Tokusatsu GaGaGa”, dan “Armo Hero” yang diproduksi di China.

Bikinan China, sutradaranya ternyata dari Jepang juga. Ngga kalah keren kan?

Wah, terlibat di Tokusatsu GaGaGa juga?

Iya, saya jadi Astrada di sana. Tapi saya pribadi tidak tertutup seperti karakter Kano Nakamura. Saya bebas cerita tentang Carranger ke teman-teman sekolah dan keluarga.

Mungkin itu salah satu alasannya kenapa saya bisa masuk ke jalur ini tanpa kendala. Karena saya tidak pernah merasa dianggap aneh dari hobi saya ini.

Kemudian Dogengers, gimana ceritanya bisa terlibat di project “tokusatsu indie” ini?

Saya ditelpon Produser saat saya masih sibuk dengan Armor Hero, tapi saya dipercaya untuk memilih kru saya sendiri, mulai dari kru aksi, efek, juga editing. Karena diberi keleluasaan itu, saya langsung terima.

Jadi itu alasannya pemeran & suit actor Red Racer dari Carranger terlibat di Dogengers?

Iya dong. Banyak referensi dari Carranger yang saya terapkan di sini.

Fumie dan para pemeran Carranger.

Dogengers itu kan serial dari kumpulan para super hero lokal, apa sudah pernah dengar mereka sebelumnya?

Saya cuma pernah dengar KitaQman dan Yabai Kamen, jadi sempat khawatir juga gimana chemistry-nya. Tapi semua (pemilik) karakter ini percaya pada saya dan komunikasi kita sangat baik. Jadi kita bisa enjoy dan berhubungan baik.

BTW…

Dogengers adalah seri tokusatsu 12 episode yang tayang di TV KBC (Kyushu Asahi Broadcasting) mulai 12 April sampai 28 Juni 2020, tiap Minggu jam 10 pagi waktu setempat. Menampilkan 6 karakter lokal yang cukup populer dan diantaranya sudah memiliki sponsor perusahaan-perusahaan lokal, untuk mengampanyekan kebaikan. Bisa dibilang mereka itu adalah maskot yang kemudian dikumpulkan jadi satu, untuk mempromosikan Fukuoka sebagai destinasi wisata, dan pentingnya peran anak-anak dalam menjaga kesehatan keluarga.

Dari Kiri ke Kanan: Fukuokalibur, El Brave, Yamashiron, Rookie, Ohgaman, KitaQman, dan Yabai Kamen.

Dogengers terdiri dari:
1. Yakuzai Senshi (Satria Obat) Ohgaman dari Oga Pharmacy
2. KitaQman
3. Eigyobu Hero-ka (Pahlawan Sales) Yamashiron dari Yamashiro Gas
4. Fukuokaken (Pedang Fukuoka) Fukuokalibur
5. Tengen no Yusha (Inti Keberanian) El Brave dari Yawata Construction
6. The Rookie (karakter baru yang mirip Ohgaman)

Mereka berenam berhadapan dengan Yabai Kamen dari “Organisasi Penjahat Rahasia” yang ingin menguasai dunia. 

Jadi ini seperti bekerja dengan sekumpulan komunitas cosplay? Eh maskot?

Yaa, kurang lebih. Naskahnya juga dari mereka dan saya mengerjakannya berdasarkan itu. Tapi tentunya ada banyak pengembangan saat di lokasi dan pengayaan setelah shooting.

Fumie & Dogengers

Apa kendalanya mengatur banyak karakter yang berasal dari banyak kepentingan?

Kepentingan mereka satu kok, eh dua: Mempromosikan Fukuoka dan kampanye positif tentang peran anak dalam mendukung kesehatan keluarga. Jadi tidak ada masalah di sana. Yang sulit itu memahami karakter dari masing-masing mereka.

Tapi untungnya saya juga didukung para suit actor kawakan yang sudah berpengalaman. Jadi untuk Yabai Kamen yang aslinya norak, bisa tetap terlihat jahat dan cool. Itu berkat akting dari Yasuhiko Imai. Ah dia juga jadi pengisi suaranya lho!

Kalian pasti penasaran kan gimana suara dari suit actor Sentai itu? Makanya nonton Dogengers!

Ki-Ka: Takanori Shibahara (Sutradara Aksi), Kazutoshi Yokoyama (Ohgaman), Yasuhiko Imai (Yabai Kamen), & Yoshifumi Oshikawa (Rookie).

Kabarnya respon positif juga datang dari fans di luar Jepang ya?

Iya, dari sosmed banyak komen dari fans luar Jepang. Banyak juga yang kirim fanart.

Sejujurnya kami sangat berharap kalau ada permintaan-permintaan spesifik dari fans di luar Jepang. Misalnya mau minta versi dubbing, atau berkunjung ke negaranya, silakan lho. Mungkin ngga sekarang, tapi setelah pandemi ini bisa saja terjadi.

Kapan Dogengers season 2 tayang?

Masih belum diputuskan, karena shooting-nya juga belum mulai. Tapi para Dogengers ini karakter asli di dunia nyata, mereka masih tetap aktif dan berkegiatan seperti kita semua. Kalian bisa follow akun twitter mereka untuk tau update-nya: @ohga_man@fukuokalibur, @kita_q_man, @yamashiron_mid, @brave555braves, @yabai_kamen, dan twitter saya juga di @bon_Ranger_.

Tunggu aksi mereka di season selanjutnya!

Dogengers ini unik ya, kalian bahkan bisa dapat dana untuk memperbaiki kostum dari kantong para fans?

Iya, Yabai Kamen yang membuat kampanyenya. Dari target 5juta Yen, terkumpul 38juta Yen. Semua kostum yang rusak setelah shooting, akhirnya bisa diperbaiki, dan kami bisa bikin photo book. Haha.

Waow. Berarti Dogengers ini sudah cukup sukses?

Bisa dibilang begitu. Ratingnya pun bisa melebihi Kamen Rider dan Super Sentai.

Kalau begitu target selanjutnya apa?

Saya masih punya mimpi punya serial reguler di studio besar. Sampai saat itu tiba, saya akan terus berkarya.

Terakhir, apa tips untuk semua fans toku yang ingin mewujudkan mimpinya?

Kuncinya adalah selalu mencintai pekerjaan, walaupun itu sulit dan targetnya terlalu tinggi. Jangan mudah menyerah!