4 Oktober 2003, ChoSeishin Series pertama mulai tayang di Jepang.
Kolaborasi Konami, Toho, TV Tokyo, dan banyak perusahaan lainnya ini berusaha menggunakan formula terbaik untuk serial Tokusatsu-nya:
- Robot/ Mecha yang bisa bergabung.
- dst-dst.
Tapi yang namanya teori tanpa budget & marketing yang maksimal, hasilnya pasti beda dengan yang jm terbangnya lebih tinggi.
Karena kembali lagi, ini semua tentang bisnis. Harus ada pemodal besarnya dan harus menguntungkan juga, biar proyeknya bisa terus lanjut.
Walaupun demikian, kehadiran ChoSeishin Series lah yang memicu TV Asahi membuat branding "Super Hero Time," agar awareness penonton Sentai & Kamen Rider tetap tinggi.
ChoSeishin Series adalah 3 serial Tokusatsu yang tayang di TV Tokyo dan diproduksi oleh Konsorsium yang terdiri dari banyak perusahaan, salah satunya adalah Toho, perusahaan yang memproduksi Godzilla
Kalau bicara genre, serial ini masuk ke kategori Other Heroes. Karena tidak termasuk Ultraman, Kamen Rider, Sentai, atau Metal Heroes yang memang sudah secara spesifik ditentukan demikian oleh para pemiliknya.
Dan yang termasuk dalam ChoSeishin Series ini adalah:
1. ChoSeishin Gransazer (51 eps)
4 Oktober 2003 s/d 25 September 2004
2. GenSeishin Justiriser (51 eps)
2 Oktober 2004 s/d 24 September 2005
3. Chosei Kantai Sazer-X (38 eps)
1 Oktober 2005 s/d 24 Juni 2006
Karena Konami juga mau seperti Bandai…
Rentang tahun 1999 s/d 2003 jadi tahun yang paling produktif untuk Konami. Ada ratusan game per tahun yang dirilis. Yugi-OH, Metal Gear Solid, Silent Hill, dan DDR cuma segelintir dari ribuan game yang sudah dirilis Konami.
Merasa sudah mapan di dunia game, memperingati ulang tahunnya yang ke-30 di 2003, Konami juga ingin merasakan manisnya bisnis mainan Tokusatsu yang selama ini didominasi Bandai.
Maka pdkt-lah Direktur Toys & Games Konami ke Toho Studio, yang dikenal aktif memproduksi Godzilla.
Kenapa tidak ke Toei? Ya karena Toei sudah punya hubungan khusus dengan Bandai.
Baca juga:
Apa pun perusahaannya, pemiliknya adalah...
Perusahaan yang sempat memiliki Tsuburaya Prod. sampai tahun 1992 ini dengan senang hati menerima tawaran “G Project,” nama rahasia untuk Choseishin Series. Tapi siapa yang akan mengerjakan?
Karena SDM spesial efek sudah habis diplot untuk Godzilla Millenium (1999-2004). Maka ditariklah Koichi Kawakita, Sutradara efek Heisei Godzilla (1989-1995) untuk mengerjakan project ini.
Walaupun Koichi sudah memiliki bendera perusahaan sendiri, Dream Planet Japan, ia diberi kebebasan untuk memanfaatkan properti-properti lama Godzilla, mulai dari kostum monster, props kendaraan tempur, serta yang lainnya untuk digunakan di Choseishin Series.
FYI, selain Godzilla, Toho juga produsen Tokusatsu Guyferd (1996), Cybercop (1988), Megaloman (1979), dan Rainbowman (1972).
Proposal dari 2 perusahaan besar ini diterima oleh TV Tokyo dan menyanggupi jadi pemodal terbesar untuk project ini.
TV Tokyo pun menyediakan slot hari Sabtu jam 9 pagi, yang selama ini diisi untuk animasi, untuk ditempati Choseishin Series.
Tapi, budget dan jatah tayang yang diberikan hanya 140 episode, atau sampai pertengahan tahun 2006 saja. Jadi berapa pun serial yang dibuat, harus sudah berakhir di Juni 2006.
Inilah yang menyebabkan Sazer-X hanya terdiri dari 38 episode. Slot selanjutnya diisi oleh serial animasi yang juga didukung oleh Konami: Otogi Jushi Akazukin.
Tokusatsu kembali lagi di TV Tokyo pada slot yang sama, mulai Shin Ultraman Retsuden di tahun 2016.
Karena bikin serial Tokusatsu yang bagus itu butuh biaya mahal, setidaknya 30jt Yen per episode atau sekitar 4,2 milyar rupiah per episode, tidak mungkin hanya bisa jalan dengan modal dari TV Tokyo saja.
Untuk itu dibuatlah konsorsium dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kontribusi masing-masing.
TV Tokyo sebagai pemodal utama berhak atas seluruh pemasukan iklan dari 140 episode ChoSeishin Series.
Toho Studio sebagai PH tidak memproduksi serial ini, tapi dikerjakan oleh GE (General Entertainment), yang mengatur seluruh proses produksi, termasuk manajemen kru dan vendor produksi yang terdiri dari banyak perusahaan.
Di bawah General Entertainment ini ada Gansis yang tugasnya membuat perencanaan, ada Dream Planet Japan yang mengerjakan spesial efek, ada J-Stunt Network yang mengerjakan adegan laga, ada Nakano Yoo yang mengerjakan storyboard, ada Marbling Fine Arts yang mengerjakan maket, dst-dst.
Sedangkan Yomiko Advertising tugasnya mengurus semua publikasi dan traffic iklan untuk proyek ini. DImana salah satunya berhasil menggaet Honda untuk mensponsori kendaraan para jagoan ChoSeishin.
Nah, yang sudah nonton ChoSeishin Series, masih ingat ngga kendaraan Honda apa aja yang muncul di sini?
Karakter utama dari Gransazers adalah Sazer Tarious, dari rasi Sagitarius. Memanfaatkan popularitas Saint Seiya dengan jubah Sagitariusnya. Tapi di sini, Tarious berasal dari suku Api dan kekuatannya berasal dari burung Falcon. Bingung kan? Kenapa demikian..?
Biar unik, 12 Ksatria Zodiak ini dipecah jadi 4 suku: Api, Angin, Tanah, dan Air, dengan warna yang berbeda-beda, dengan kelompok hewan yang berbeda-beda juga.
Penentuan elemen dengan kelompok hewan yang berbeda-beda inilah yang mengakibatkan 12 Sazers tidak bisa plek mengikuti asal zodiaknya. Siapa yang memaksakan ide ini? Tentu saja Konami, agar lebih mudah dalam memproduksi mainan-mainannya.
Desain Karakter dikerjakan oleh Shinji Nishikawa, cerita oleh Toshimichi Okawa. Sedangkan untuk penamaan karakter, diserahkan pada Produser Nobuhiko Ishii. Ia pun mengaku pusing, dan akhirnya bermain plesetan untuk penamaan karakternya, agar penonton masih bisa mengetahui masing-masaing karakter itu mewakili zodiak apa.
Berikut ini hasilnya:
Tim Api (Burung):
1. Sazer Tarious (Sagitarius)
Hewan: Falcon
Nama: Tenma Kudo (Ma = Kuda; Ku = Busur)
2. Sazer Lion (Leo)
Hewan: Walet
Nama: Ken Shido (Shi = Singa)
3. Sazer Mithras (Aries)
Hewan: Angsa
Nama: Mika Shido (Mi = Domba)
Tim Angin (Serangga):
4. Sazer Remls (Gemini)
Hewan: Kabuto (Kumbang Tanduk)
Nama: Akira Dentsuin (Tsuin = Twin = Kembar)
5. Sazer Dail (Libra)
Hewan: Kuwaga (Kumbang 2 Tanduk)
Nama: Jin Hakariya (Hakari = Timbangan)
6. Sazer Velsou (Aquarius)
Hewan: Kupu-Kupu
Nama: Ryoko Amemiya (Ame = Hujan = Air)
Tim Tanah (Mamalia):
7. Sazer Tawlon (Taurus)
Hewan: Sapi
Nama: Naoto Matsuzaka (Matsusaka kota penghasil daging sapi berkualitas)
8. Sazer Tragos (Capricorn)
Hewan: Kambing
Nama: Go Kamiya (Kamiya = Kertas, di Jepang identik dengan Kambing. + Go(at) = Kambing)
9. Sazer Visuel (Virgo)
Hewan: Macan Tutul
Nama: Ran Saotome (Otome = Perempuan)
Tim Air (Ikan):
10. Sazer Gorbion (Scorpio)
Hewan: Ikan Hiu
Nama: Makoto Sorimachi (Sasori = Kalajengking)
11. Sazer Gans (Cancer)
Hewan: Pari Manta
Nama: Tappei Mikami (Mikami -> Mikan = Kepiting)
12. Sazer Pisces (Pisces)
Hewan: Lumba-Lumba
Nama: Ai Uozumi (Uo = Ikan)
Gimana menurut kalian?
Ada ide lebih baik dengan tema dan penamaan 12 Ksatria Zodiak ini?
Grafik ini adalah perbandingan performa 3 ChoSeishin Series...
Walaupun secara rata-rata Sazer-X lebih rendah, bahkan ada ratingnya yang hanya mencapai 2%, tapi trend-nya terus naik. Bahkan jadi satu-satunya seri yang episode terakhirnya lebih tinggi dari episode perdananya.
Sedangkan dua Kakaknya, terus menurun. Gransazer sempat naik sampai Part 2, tapi terus menurun di 2 part terakhir. Justiriser bahkan trend-nya flat dan terus menurun hingga akhir.
BTW, semua ChoSeishin Series membagi penayangannya dalam beberapa part, dan berikut ini pembagiannya:
- ChoSeishin Gransazer
Part 1: Eps. 1-12 (Pertarungan Antar Suku)
Part 2: Eps. 13-24 (VS Impactors)
Part 3: Eps. 25-41 (VS Aliens)
Part 4: Eps. 42-51 (VS Bosquito)
- GenSeishin Justirisers
Part 1: Eps. 1-12 (VS Dr. Zora)
Part 2: Eps. 13-24 (VS Kaiser Hades)
Part 3: Eps. 25-41 (VS Majin Daruga)
- Chosei Kantai Sazer-X
Part 1: Eps. 1-13 (VS Descal)
Part 2: Eps. 14-27 (VS Neo Descal)
Part 3: Eps. 25-41 (Final Battle w/ Neo Descal)
Sekarang saatnya berkenalan dengan orang-orang penting dibalik lahirnya ChoSeishin Series...
1. Koichi Kawakita
(5 Desember 1942 - 5 Desember 2014)
Murid dari Eiji Tsuburaya ini sudah bergabung dengan Toho sejak 1962. Dan sejak saat itu terlibat dalam semua Tokusatsu produksi Toho & Tsuburaya.
Sejak tahun 1989 ia dipercaya jadi kepala proyek spesial efek semua film Godzilla, sampai akhirnya pensiun dari Toho di usia 60.
Setelah pensiun, bukannya menikmati hari tua, ia justru mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang spesial efek, dan dinakan Dream Planet Japan.
Saat Toho didekati Konami untuk mengerjakan serial Tokusatsu baru, Koichi dan Dream Planet yang diminta untuk mengerjakannya.
Ciri khas Koichi adalah penekanan ekspresi pada Kaiju dan pertarungan yang memanfaatkan postur dan berat badan, daripada pertarungan gulat seperti manusia.
2. Shinji Nishikawa
(2 Oktober 1964 - now)
Shinji bergabung dengan Toho di tahun 1989 dan dipercaya mengerjakan desain karakter dan storyboard dari semua film Godzilla.
Setelah ChoSeishin Series, ia juga mengerjakan storyboard serial Ultraman Ginga, X, Orb, Geed, dan karakter monster di SSSS Gridman.
3. Tetsuya Matsui
(20 Juni 1968 - now)
Namanya mungkin tidak pernah kalian dengar. Tapi Kalau sudah pakai helm dan jubah seperti itu, fans KBH RX pasti mengenalnya sebagai Kolonel Dasmader, alias Grand Lord Crisis.
Pemerannya itu ternyata seorang aktor laga yang sering bolak-balik ke Hong Kong untuk belajar pembuatan aksi laga. Ia termasuk orang pertama di Jepang yang menerapkan teknik sling dalam pembuatan serial/ film laga.
4. Nobuhiko Ishii
Produser yang ditugaskan membawahi tim kreatif ChoSeishin Series, khususnya Gransazers. Beliaulah yang berpikir keras dalam menamakan 12 jagoan dari Gransazers biar masih bisa terhubung dengan zodiaknya.
5. Teruyoshi Ishii
Sebelum mengerjakan Gransazer & Justiriser, beliau ini sudah pengalaman mengerjakan Ultraman Tiga, Dyna, dan Cosmos.
Kalau menurut Sutradara lokal BIMA Satria Garuda, Terii ini jago dalam membuat perencanaan. Kerumitan yang bisa muncul dari berbagai macam adegan, bisa diatur dengan baik berkat jam terbangnya yang tinggi.
Yak, Terii ini juga dikenal sebagai sutradara Jepang untuk BIMA Satria Garuda dan Satrua Garuda BIMA-X.
6. Toshimichi Okawa
(2 April 1957 - now)
Semua nama di atas itu rata-rata putus sekolah atau putus kuliah, hanya Bapak ini yang punya gelar sarjana dari Fakultas Hukum. Makanya mukanya paling serius dibanding yang lain...
Tapi dasar minatnya memang menulis cerita, ia akhirnya banyak terlibat dalam penulisan naskah TV & Film. Sebelum Gransazers, Toshimichi lah yang mengerjakan cerita Gridman (1993).
Sejak tahun 2016 ia juga aktif menulis naskah untuk animasi Detektif Conan dan Beyblade (2017-2018).
Selesai bikin content ini baru kebayang...
17 tahun lalu udah nonton & beli buku Sazer Visual.
Sementara Fans sekarang rata-rata usianya 18-24 tahun. Yang berarti saat Gransazers tayang baru berumur 7 tahun, dan ngga yakin juga udah pada nonton di usia itu.
Generation Gap itu sungguh nyata.