Kenapa saya ngga nge-fans sama Garo? Karena saya ngga nyari yang porno-porno dari Tokusatsu. Serial super hero itu enaknya ditonton terbuka di rumah, sama keluarga, rame-rame, sambil ngasih tau ke anak-anak tentang yg baik itu gimana, konsekuensinya ketemu orang jahat itu gimana, dst-dst.
Tapi bukan berarti saya anti sama Garo dan fans-nya. Saya tetap menghargainya sebagai salah satu produk kreatif di industri hiburan.
Daan, setelah saya baca semua literasinya dan nonton ulang beberapa episode-nya. Garo ini layak untuk ditonton!
Apalagi serial ini terbukti bisa lanjut terus sampai sekarang dan itu tandanya ada uangnya, ada marketnya. Itu patut dipelajari.
Here we go~
Sutradara aksi, Makoto Yokoyama memberikan solusi kalau proses perubahan itu sendiri sudah merupakan jurus yang spesial. Tapi dengan demikian dia punya PR untuk melatih aktornya untuk benar-benar bisa melakukan adegan laganya sendiri.
Dan ini satu poin plus dari GARO dibanding seri Tokusatsu lainnya.
Makanya salut juga sama cosplayer Indonesia yang bisa bikin kostum GARO yang bagus dan dipakai jumpalitan pula
Entah itu sebagai kreator, sutradara, atau sekedar desain logo/ karakter jagoan/ musuh/ monster.
Seru sih kalau Babeh Keita bisa datang ke Indonesia, pasti banyak kolektor yang beli token tanda tangan dan berani commis mahal untuk dapetin goresan ilustrasinya.
Kalau ada Fans yang bisa kasih detail atau mau tanya-tanya keterlibatan Keita Amemiya di semua judul itu sebagai apa, silakan lanjut di comment.
Grup TFC ini sebelumnya kerja bareng dengan Keita Amemiya di animasi Tweeny Witches/ Maho Shojo Tai Ars (2004). Saat itu mereka sudah membicarakan untuk membuat versi Tokusatsu dari anime tersebut.
Tapi seiring waktu, konsepnya berubah jadi dark hero GARO.
Bandai yang mendengar rencana project ini langsung berminat untuk mendanai. Karena Bandai Visual sudah punya hubungan baik dengan Keita Amemiya. Jadi apa pun yang digarap Keita pasti bisa jadi duit...
Dengan adanya Bandai dan TFC, Project GARO ini sudah sangat aman dari segi pendanaan. Bahkan nyaris 2 kali lipat dari budget Kamen Rider saat itu. Makanya kita bisa melihat kualitas spesial efek yang memuaskan.
Untuk produksinya sendiri dikerjakan oleh DEEP SIDE, PH (Production House) yang baru berdiri di tahun 2002, dan setelah GARO, perusahaan ini banyak merealisasikan konsep-konsep unik lain dari Keita Amemiya.
Crowd sendiri adalah perusahaan miliki Keita Amemiya. Semua kegiatan profesionalnya akan dihubungkan dengan perusahaan ini.
Dan seberapa besar peran TV Tokyo? Sebagai stasiun penayang, tentunya perusahaan ini dapat pemasukan dari iklan yang tayang. Tapi apakah sepenuhnya masuk ke kantong TV Tokyo? Belum tentu...
Yang jelas, dari perolehan rating si GARO ini lumayan kecil dan tidak terlalu istimewa dibanding acara TV Tokyo lainnya yang tayang di dini hari. Dengan demikian bisa disimpulkan TV Tokyo dapat benefit lain dari penayangan GARO, misal cost yg lebih kecil untuk pemasukan iklan yang tidak terlalu banyak.
Tapi dengan konsep demikian, dibutuhkan budget yang lebih besar lagi, dan tidak sesuai dengan visi dewasa Keita Amemiya.
Dari konsep itu akhirnya yang tersisa hanya gimmick cincinnya saja.
Saya cuma pernah nonton serial yg tahun 2005-nya saja, apa kalian bisa merekomendasikan seri/ film lainnya yang bagus?
Atau harus benar-benar diurut nontonnya biar paham semuanya?
Tapi buktinya TV Tokyo masih mau terus menayangkannya...
Jika dilihat fluktuasinya, GARO 2005 itu grafiknya naik turun, tapi cenderung stabil dan meningkat di akhir. Sedangkan untuk seri MAKAISENKI (2011), cenderung menurun, tapi tidak terlalu drastis. Ya iyalah, kalau sudah NOL KOMA gitu mau turun ke mana lagi...
Buat kalian yang sudah nonton MAKAISENKI, apakah serial ini harusnya bisa dapat rating yang lebih tinggi? Atau memang layak seperti itu?
BTW saat content ini dibuat, saya tidak bisa menemukan informasi rating dari serial-serial GARO yang lain... Kalau misalnya ada, nanti akan ditambahkan untuk perbandingan.
1. Sochaku Henshin Series (SHS)
2. Equip & Prop
3. Kiramekbito
Saat itu belum ada yang namanya SHF. Jadi action figure tipe copot-copot armor seperti SHS, walaupun artikulasinya terbatas, sudah termasuk bagus...
Kalau Equip & Prop itu sama seperti lini SIC Kamen Rider. Secara desain keren, tapi dari bahan dan gimmick kadang tidak memuaskan.
Untuk fans yang males dengan figure kebanyakan gimmick dan sudah cukup puas dengan yang kecil, bisa mengoleksi versi Kiwami Tamashii.
Sedangkan Kiramekibito ibarat versi DX Figure-nya. Menghadirkan kostum super clink dengan detail sempurna, tentunya juga dengan harga yang lebih mahal.
Saat Bandai sudah mengeluarkan lini SHF di 2008, GARO versi SHF baru keluar di 2011.
Tapi di tahun yang sama, Bandai juga merilis lini Makai Kado, semacam perbaikan dari lini Equip & Prop, karena lebih mengutamakan desain yang superlatif dan efek-efek yang tidak mungkin dihadirkan di figur sekecil SHF.
Lini Makai Kado saat ini jadi lini terbaik dan terlengkap bagi kolektor action figure GARO, karena desain dan artikulasinya diawasi langsung oleh Takayuki Takeya, pembuat kostum GARO.
Saya tunggu rekomendasi seri/ movie GARO yang paling kalian suka dan saya akan mulai tonton weekend ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar